Cloud Computing dan IOT

Nama/NIM: Komang Devi Tripika Dewi/1404505083

Jurusan/Fakultas/Perguruan Tinggi: Teknologi Informasi/Teknik/Universitas Udayana

Mata Kuliah : Manajemen Jaringan dan Server (C)

Dosen: I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.

  
Definisi Cloud Computing
    Di dalam draftnya yang berjudul The NIST Definition of Cloud Computing, Peter Meel dan Timothy Grance mendefinisikan Cloud Computing sebagai sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumber daya (resource) secara bersama-sama dan mudah, menyediakan jaringan akses dimana-mana, dapat di konfigurasi, dan layanan yang digunakan sesuai dengan keperluan (on demand). Ini berarti layanan pada Cloud Computing dapat disediakan dengan cepat dan meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan (vendor/provider) Cloud Computing.
Sebagai sebuah teknologi perbaikan dari teknologi-teknologi sebelumnya (Grid Computing, Cluster Computing), SLA (Service Level Agreement) antar penyedia layanan berbasis Cloud Computing dengan pengguna akhir.

Latar Belakang Munculnya Cloud Computing
    Munculnya Cloud Computing dilatarbelakangi oleh kebutuhan dunia industri dan komputerisasi akan pemanfaatan bersama sumber daya komputasi yang tersebar namun dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan (on demand). Teknologi sebelumnya seperti Gird Computing belum dapat melakukan hal ini dengan baik. Hal lainnya yang mendukung munculnya teknologi Cloud Computing adalah teknologi web 2.0, teknologi Web Service, serta kemampuan komputasi otomatis yang dilakukan oleh komputer (automatic computation) terkait dengan management sumber daya yang dimilikinya. Dengan perkembangan perangkat keras, perangkat lunak, dan perkembangan internet menjadi pendukung lahirnya Cloud Computing sebagai sebuah teknologi dan layanan komputasi dan sumber daya komputasi. Terbentuknya tiga jenis layanan utama pada Cloud Computing. Ketiga jenis layanan itu mencakup sisi aplikasi, sisi platform dan sisi infrastruktur. Dari sisi deployment muncul keberagaman jenis Cloud Computing berdasarkan kondisi jaringan, cakupan pengguna dan spesifik kebutuhan dari pengguna bersangkutan. Sehingga muncullah empat model deployment cloud computing diantaranya adalah :
  • Private Cloud, yaitu sebagai model deployment Cloud Computing yang ditujukan untuk penggunaan yang terbatas pada kalangan tertentu saja (private).
  • Public Cloud, merupakan model deployment pada teknologi Cloud Computing dimana layanan Cloud Computing diletakan di lokasi public (misalnya di jaringan internet dan memiliki IP Public) sehingga layanan data dan layanan informasi di dalamnya dapat  digunakan dan dibagikan dengan pengguna ke semua pengguna.
  • Community Cloud, merupakan model deployment pada teknologi Cloud Computing yang dibangun oleh satu atau beberapa komunitas dengan memiliki tujuan, visi dan misi yang sama.
  • Hybrid Cloud, merupakan model deployment Cloud Computing dimana gabungan dari Private Cloud dan Public Cloud. 
Nilai Lebih yang Ditawarkan Oleh Cloud Computing 
    Beberapa kelebihan dari Cloud Computing diantaranya adalah
  • Kemudahan untuk menggunakan aplikasi secara bersama-sama dan online tanpa perlu instalasi dan konfigurasi,
  • Dapat diterapkan di jaringan lokal (internet) publik (internet) maupun keduanya,
  • Penghematan biaya terkait dengan poin satu dan dua,
  • Layanan penyimpanan data dan informasi secara online,
  • Layanan komputasi dengan sistem terbesar,
  • Kemudahan untuk digunakan sebanyak mungkin sistem operasi dan komputer,
  • Kemudahan di dalam pengembangan aplikasi secara bersama-sama sesuai kebutuhan.
  • Kemudahan di dalam berbagi dan menggunakan layanan infrastruktur baik perangkat keras maupun perangkat lunak dan kombinasi keduanya.

Karakteristik Cloud Computing
Terdapat lima buah karakteristik khusus yang dimiliki oleh Cloud Computing, dan kelima karakteristik tersebut adalah
  1. On Demand Self Service, merupakan karakteristik cloud computing dimana pengguna layanan cloud dapat secara mandiri menyediakan semua keperluan dan kapabilitas terkait dengan komputasi pada cloud computing. Layanan ini dapat digunakan oleh pengguna sesuai dengan keperluan (on demand).
  2. Broad Network Access, merupakan karakteristik pada cloud computing dimana layanan cloud memerlukan akses jaringan komputer yang memadai. Pada skala besar adanya kapabilitas yang tersedia pada jaringan komputer dan akses ke jaringan, akan memudahkan di dalam penyediaan layanan kepada para pengguna dari berbagai platform dan media akses.
  3. Resource Pooling, merupakan karakteristik cloud computing dimana sumber daya (source) komputasi dapat diberdayakan secara bersama-sama dengan lokasi fisik yang berbeda-beda. 
  4. Rapid Elasticity, merupakan karakteristik cloud computing dimana terjadinya elastisitas yang cepat pada layanan cloud sesuai dengan kebutuhan pengguna yang bersifat on demand. 
  5. Measured Service, merupakan karakteristik cloud computing dimana layanan pada cloud yang diukur. Pengukuran layanan pada cloud computing dapat dilihat melalui QoS dan QoE untuk kualitas layanan.
Komponen dan Arsitektur Cloud Computing 
   Dilihat dari komponen dan fungsi setiap komponen cloud computing memiliki tiga komponen utama. Ketiga komponen ini saling berkaitan satu sama lain, diantaranya 
  1. Node Controller (NC),  merupakan pada Cloud Computing yang memiliki fungsi utama untuk memiliki kontrol terhadap node (komputer) pada sistem cloud computing. Node Controller memiliki peranan penting di dalam proses virtualisasi tersebut. Berikut adalah fungsi yang dimiliki oleh Node Controller (NC)
    • Menyediakan dan menjalankan layanan virtualisasi pada Cloud Computing melalui Virtual Machine. 
    •  Memanajemen dan melakukan eksekusi  pada semua sumber daya (resource) yang dimiliki oleh Cloud Computing terkait dengan proses virtualisasi yang dilakukan melalui Virtual Machine kepada node-node yang dipilih.
    • Memantau dan mengendalikan proses-proses yang terjadi di dalam sistem Cloud Computing.
  2. Cluster Controller (CC), Memiliki hubungan erat dengan fungsi yang dimiliki oleh Node Controller (NC). Adapun fungsi dari Cluster Controller (CC) diantaranya

    • Mengumpulkan semua data dan informasi yang diperoleh dari Node Controller (NC).
    • Menentukan jadwal eksekusi untuk Virtual Machine kepada node-node yang dipilih.
    • Melakukan menejemen untuk kofigurasi jaringan (baik private/internet public/internet) melalui koneksi logical connection yang tersedia dan digunakan oleh satu atau beberapa buah Node Controller (NC) untuk mengirimkan pesan dan konfirmasi kepada Cluster Controller (CC) yang membawahinya.

  3. Cloud Controller (CLC), merupakan komponen yang berhubungan langsung dengan pengguna layanan berbasis Cloud Computing. Adapun fungsi-fungsi penting yang dimiliki oleh Cloud Controller adalah
    • Membantu Cluster Controller (CC) dan Node Controller (NC) di dalam melakukan penjadwalan Virtual Machine.
    • Membantu dalam proses menejemen pengguna di dalam sistem berbasis Cloud Computing.
    • Mengurusi Service Leverl Agreement terkait dengan layanan berbasis Cloud Computing.
    • Memproses dan menterjemahkan perintah (command) maupun perintah (request) yang diberikan oleh pengguna biasa maupun administrator kepada sistem terkait dengan layanan berbasis Cloud Computing. 

IOT (Internet Of Things)
    IOT (Internet Of Things) didefinisikan sebagai sebuah teknologi yang memungkinkan adanya pengendalian, komunikasi, kerja sama dengan berbagai perangkat keras, berbagi data, memvirtualisasikan segala hal hanya ke dalam bentuk internet dan lain-lain melalui jaringan internet. Salah satu upaya untuk dapat terhubung dan dapat dikendalikan dari jarak jauh melalui internet adalah dengan menggunakan sensor. Istilah IOT mulai dipopulerkan sejak Ashton mempublikasikannya di tahun 2009.

Empat Integrasi IOT (Internet Of Things)
   Pada IOT terdapat empat buah integrasi, keempat integrasi tersebut beserta dengan elemen masing-masing yaitu:
  1. Integrasi benda fisik (Things Integration), terjadi anatara dunia digital (digital world) dan dunia nyata (real world). 
  2. Integrasi Data (Data Integration), terjadi antara dunia digital (digital world) dan dunia jaringan komputer/internet (computer network world).
  3. Integrasi Semantik (Semantic Integration), terjadi antara dunia jarinfan komputer/internet (computer network world) dan dunia nyata (real world).
  4. Integrasi Pengetahuan (Knowledge Integration), terjadi antar pengguna, masyarakat dan komunitas yang mengembangkan dan memanfaatkan IOT.

Penerapan IOT
   Penerapan-penerapan yang ada pada IOT adalah sebagai berikut :
  • Smart Home, kendali rumah jarak jauh (online)  dan mobile.
  • Tata kelola sampah berbasis IT (Smart Environment), perlu adanya sensor (WSN), internet dan data mining.
  • Kesehatan, E-Health/Smart Health.
  • Pendidikan : E-Learning
  • E-Commerce, E-Business, E-Payment.
  • Militer, perang, kendali alat tempur.
  • Transportasi, pertanian, kelautan, dll.
Tiga Ranah (Domain) Pada IOT
  1. Ranah pengguna dan aplikasi M2M/IOT (M2M/IOT User And Application Domain), Terdapat penyesuaian aplikasi sesuai dengan jenis komputer yang digunakan oleh pengguna dan tipikal  pengguna itu sendiri. Proses - proses yang terjadi : sensor (pengambilan data), pengiriman data ke server M2M/IOT, pengolahan data menjadi informasi, dan menyajikan/mengirimkan informasi ke pengguna.
  2. Ranah perangkat M2M/IOT (M2M/IOT Device Domain), Terdapat sejumlah Device Hardware dan Software pada jaringan komputer yang mendukung jalannya layanan berbasis M2M/IOT dan ketersediaan koneksi internet.Perangkat (Device) meliputi : komputer server, gateway/gateway server, firewall, BTS dari operator penyedia layanan internet dan komunikasi, dan database server untuk penyimpanan data dan informasi.
  3. Ranah jaringan M2M/IOT (M2M/IOT Network Domain), Terdapat beragam jaringan komputer yang turut berperan di dalam proses kegiatan dan layanan berbasis M2M/IOT. Jaringan yang dimaksud meliputi : Internet, Cloud Computing, Peer To Peer (P2P), Sensor Network, Wireless Sensor Network, Future Internet, Software Define Network (SDN).   
Hubungan Cloud Computing, Internet Of Things dan Smart City 
  • Sebagai Teknologi Pendahulu : 
Teknologi-teknologi seperti Green Computing, Cluster Computing dan Grid Computing menjadi teknologi pendahulu dari Cloud Computing. Cluster Computing dan Grid  Computing menawarkan layanan pemanfaatan sumber daya (resource) bersama untuk mengerjakan suatu tugas bersama-sama. Hanya saja Cluster Computing dan Grid Computing tidak menyediakan on demand service (layanan sesuai kebutuhan). Hal ini tentu saja akan memboroskan energi dan sumber daya yang ada. Green Computing merupakan teknologi sekaligus konsep untuk menggunakan komputer secara ramah lingkungan (go green). Berdasarkan konsep Green Computing serta kekurangan dari Grid Computing dan Cluster Computing maka diciptakanlah Cloud Computing dengan menyajikan tiga jenis layanan (IAAS, PAAS dan SAAS). Ketiga jenis layanan ini bersifat on demand. Dengan adanya on demand service, tentu saja elastisitas cloud computing jauh lebih cepat dibandingkan Cluster Computing dan Grid Computing. Layanan Cloud Computing dapat diukur (meski pada Grid Computing juga dapat diukur, terutama pada Smart Grid). Penggunapun dapat memilih jenis layanan dan model deployment pada teknologi Cloud Computing sesuai dengan keperluan mereka.  Jadi dapat dikatakan bahwa Cloud Computing bukanlah sebuah teknologi yang benar-benar baru. Cloud Computing adalah perbaikan dari teknologi yang telah ada sebelumnya. Perbaikan yang dilakukan tersebut berdasarkan kekurangan yang dimiliki oleh teknologi pendahulunya, dalam hal ini yaitu Green Computing, Cluster Computing dan Grid Computing.
  • Sebagai Teknologi Pelengkap 
Teknologi Grid Computing, Radio Frequency IDentifer (RFID), Near Field Communication (NFC) dan Machine to Machine/Internet Of Things dapat menjadi pelengkap dari teknologi Cloud Computing dan Smart City. Bentuk penerapannya adalah : 
  • Smart Grid  memanfaatkan teknologi Cloud Computing dan Smart City. Smart Gird menawarkan kemampuan dan teknologi masa depan untuk mengelola sumber daya komputasi Grid Computing dengan lebih baik. 
  • Layanan Kesehatan (Smart Health/E-Health) melalui pemanfaatan teknologi M2M/IOT berbasis perangkat mobile, aplikasi mobile dan jaringan internet. Teknologi M2M/IOT yang digunakan di dalamnya menjadi pelengkap terhadap teknologi Cloud Computing dan Smart City.
  • Penerapan E-Governance di Eropa memanfaatkan Augmented Reality, Cloud Computing dan Smart City.
  • RFID yang diterapkan dengan memanfaatkan teknologi cloud computing, Smart City maupun keduanya. Implementasi Smart City dengan memanfaatkan teknologi-teknologi pendukung ini dan juga teknologi Cloud Computing, tentunya akan mendukung dan memudahkan di dalam menciptakan ekosistem/lingkungan yang smart dan komunitas yang smart, disamping itu juga terutama menunjang smart people.
  • Pembuatan arsitektur Cloud Computing untuk implementasi Smart City memanfaatkan NFC juga telah diteliti oleh beberapa peneliti.



References :
Buku "Smart City Beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya" - INFORMATIKA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi, Jenis dan Layanan OTT (Over The Top)

Program Menentukan Bilangan Terbesar Dan Terkecil Dari 3 Inputan